SERGAI, ARKAMEDIA – Suasana haru menyelimuti kawasan pesisir Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Rabu (29/10/2025) pagi. Keluarga nelayan Muliyadi alias Adi Jawa (43), warga Dusun IV Desa Pekan Sialang Buah, menggelar prosesi tabur bunga di perairan tempat korban dilaporkan jatuh, sekitar lima sampai tujuh mil dari bibir pantai.
Prosesi tersebut digelar sebagai bentuk doa dan harapan terakhir agar jasad sang ayah, suami, sekaligus tulang punggung keluarga itu segera ditemukan, setelah tujuh hari hilang diterjang gelombang besar saat mencari kepiting.
Tangis pecah saat istri korban, Maryam Siregar, dan anaknya menaburkan bunga ke laut. Di tengah kesunyian ombak, lantunan azan dari salah satu putra korban mengiringi prosesi, menambah suasana haru yang menyelimuti lokasi.
Muliyadi dilaporkan hilang sejak Kamis (23/10/2025) setelah terjatuh ke laut akibat gelombang tinggi. Sejak hari pertama, tim gabungan Basarnas, TNI AL, Polairud, serta nelayan setempat terus melakukan penyisiran laut menggunakan perahu karet dan peralatan pendeteksi bawah air.
“Kami ikhlas dan ridho kepada ketentuan Allah. Kami tahu ini mungkin sudah garis takdir. Tapi kami tetap berharap jasadnya bisa ditemukan,” ujar Maryam dengan suara terbata-bata usai prosesi tabur bunga.
Maryam juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah membantu pencarian suaminya. “Terima kasih kepada pemerintah daerah, Basarnas, TNI AL, Polairud, dan semua masyarakat. Upaya mereka luar biasa. Kami hanya berharap bisa memakamkannya dengan layak,” ucapnya.
Operasi Hari Terakhir, Pencarian Tetap Dipantau
Komandan Tim Pencarian Basarnas Kelas A Medan, Rori G, menjelaskan pihaknya turut mendampingi keluarga dalam prosesi tabur bunga sebagai bentuk penghormatan.
“Kami melihat ketegaran keluarga korban, dan itu menjadi semangat bagi kami untuk terus melakukan upaya maksimal,” katanya.
Rori menambahkan, operasi hari ketujuh ini menjadi batas resmi pencarian. Namun, pemantauan di lapangan tetap dilakukan. Tim juga menggunakan alat AquaEye, teknologi sonar pendeteksi objek manusia di bawah air.
“Walau operasi resmi berakhir, kami tetap akan melakukan pemantauan. Masyarakat pesisir diimbau melapor jika melihat tanda-tanda keberadaan korban,” ujarnya.
TNI AL: Tetap Dampingi Masyarakat
Danpos TNI AL Bedagai, Lettu Laut (S) Pantas Pangaribuan menegaskan pihaknya tidak akan meninggalkan masyarakat dalam situasi seperti ini.
“Kami tetap berkoordinasi dengan tim SAR dan akan terus melakukan pemantauan. Semoga doa keluarga segera dikabulkan,” ucapnya.
Kegiatan tabur bunga turut dihadiri Wadan Pos TNI AL Bedagai Letda Laut (P) M. Tri Wibowo, Kasat Polairud Sergai AKP Sitinjak, Kapolsek Teluk Mengkudu AKP Desman Manalu, serta sejumlah personel TNI–Polri dan masyarakat nelayan.
Nelayan dan Laut: Harapan dan Pengorbanan
Bagi masyarakat pesisir Sialang Buah, laut adalah sumber penghidupan sekaligus ujian. Kisah Muliyadi menjadi potret perjuangan nelayan yang setiap hari menghadapi risiko besar demi menafkahi keluarga.
Dalam hembusan angin pagi hari itu, doa Maryam dan anak-anaknya seakan menggantung di antara riak ombak—menjadi pengingat bahwa di balik setiap perjalanan seorang nelayan, ada keberanian dan cinta yang terkadang harus dibayar dengan kehilangan yang tak tergantikan.
Redaksi ARKAMEDIA turut berbelasungkawa dan berharap Muliyadi segera ditemukan. Semoga keluarga diberi kekuatan dan ketabahan.

