TARUTUNG, ARKAMEDIA.id | Suasana kampus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung terasa berbeda pada Jumat (17/10/2025). Di tengah semangat Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 yang bertema “Together Moving Forward,” para mahasiswa teologi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berkumpul, bukan untuk berdebat doktrin, melainkan untuk berbagi gagasan ilmiah tentang teologi, intoleransi, dan masa depan kebhinekaan.
Ajang Lomba Penulisan Karya Ilmiah Nasional yang menjadi bagian dari kegiatan ini, menghadirkan suasana intelektual yang hangat dan reflektif. Mahasiswa ditantang untuk menulis, menelaah, sekaligus menawarkan solusi atas isu-isu keberagaman dan intoleransi dari perspektif teologi.
Teologi di Tengah Kebhinekaan
Bagi Fakultas Ilmu Teologi (FIT) IAKN Tarutung, kegiatan ini bukan sekadar perlombaan, melainkan ruang pembentukan nalar kritis dan kepekaan sosial.
Dekan FIT, Dr. Haposan Silalahi, M.Th, menegaskan bahwa menulis karya ilmiah adalah bagian dari tanggung jawab iman.
“Kami ingin mahasiswa belajar berani menyuarakan gagasan yang membangun dan solutif. Karya ilmiah teologis tidak berhenti di teori, tetapi hadir untuk meneguhkan nilai-nilai Kristiani dalam konteks kebangsaan yang majemuk,” ujarnya.
Dr. Haposan menambahkan, kegiatan seperti ini penting untuk menumbuhkan generasi teolog muda yang reflektif, kreatif, dan toleran—teolog yang tak hanya berpikir, tetapi juga beraksi di tengah masyarakat majemuk.
Karya Ilmiah sebagai Cermin Iman dan Akal Budi
Dari puluhan naskah yang masuk, tiga karya terbaik terpilih setelah melalui proses seleksi dan penilaian ketat oleh dewan juri. Para pemenang dinilai atas kedalaman analisis teologis, orisinalitas ide, serta relevansi karya terhadap isu kebhinekaan dan intoleransi.
Juara 1 diraih oleh Debora Retinawati Nababan, Friska Deniwaty Pasaribu, dan Putri Yulia Citra Br. Berutu dengan karya berjudul “Merajut Kembali Teologi Toleransi dalam Konteks Robekan Kebhinekaan Indonesia.”
Tulisan ini memadukan refleksi teologis dengan realitas sosial, menawarkan jalan teologis untuk menenun kembali semangat toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
Juara 2 dimenangkan oleh Fnano Imanuel Barrya (IAKN Tarutung) dan Frida Augra Yewunb (Universitas Sumatera Utara) melalui karya “Dari Konflik ke Dialog: Peran Teologi dalam Menghadapi Intoleransi Antaragama di Indonesia.”
Karya ini menyoroti pentingnya dialog lintas iman sebagai bentuk praksis teologi dalam membangun perdamaian.
Juara 3 diraih oleh Demak Olivia Br. Manalu (IAKN Tarutung) dengan karya “Intoleransi dan Tantangan Kebhinekaan: Sebuah Refleksi Teologis bagi Masa Depan Indonesia.”
Tulisan ini diapresiasi karena menghadirkan refleksi tajam dan kontekstual terhadap tantangan keberagaman di Indonesia.
Belajar Toleransi Lewat Pena
Bagi Debora Retinawati Nababan, mahasiswa yang timnya meraih juara pertama, pengalaman ini lebih dari sekadar kompetisi. Ia mengaku banyak belajar tentang bagaimana teologi dapat menjadi jembatan bagi perdamaian dan penerimaan perbedaan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa iman tidak berhenti di altar, tetapi juga harus hidup di tengah masyarakat. Melalui tulisan ini, kami belajar bahwa teologi bisa menjadi bahasa kasih yang menjembatani perbedaan,” tutur Debora dengan penuh semangat.
Ia berharap lomba seperti ini terus diadakan setiap tahun agar mahasiswa memiliki ruang untuk menyalurkan ide, kreativitas, dan kepedulian terhadap isu sosial-keagamaan yang berkembang.
Menulis sebagai Tindakan Iman
Koordinator lomba, Novinta Sipahutar, menilai antusiasme peserta sebagai tanda bahwa tradisi akademik di FIT IAKN Tarutung semakin kuat.
Menurutnya, menulis bukan sekadar kegiatan intelektual, tetapi juga wujud tanggung jawab moral terhadap realitas sosial.
“Menulis dengan perspektif teologis berarti berani membaca zaman dengan mata iman. Kami ingin mahasiswa melihat teologi bukan hanya dogma, tapi dialog antara iman dan kehidupan,” ujarnya.
Kreativitas dan Spiritualitas yang Berpadu
Selain lomba penulisan karya ilmiah, rangkaian PKM FIT 2025 juga diwarnai dengan tari kolosal, kompetisi musik, voli putri, futsal putra, dan jalan santai.
Suasana kampus dipenuhi semangat kebersamaan, sportivitas, dan sukacita yang mencerminkan nilai-nilai Kristiani tentang kasih dan persaudaraan.
PKM tahun ini menegaskan bahwa iman, ilmu, dan kreativitas dapat berpadu harmonis dalam satu langkah menuju masa depan yang penuh harapan. FIT IAKN Tarutung berhasil membuktikan bahwa menulis, berpikir, dan beriman bukanlah hal yang terpisah, melainkan satu kesatuan yang membentuk karakter teolog muda Indonesia yang cerdas dan berintegritas.
(Rachel Simanjuntak)

