SERGAI, ARKAMEDIA — Program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan menjamin asupan gizi sehat bagi peserta didik di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menuai sorotan publik. Pasalnya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat diduga menyajikan buah dalam kondisi tidak layak konsumsi kepada siswa sekolah dasar.
Dugaan tersebut mencuat usai unggahan seorang orang tua siswa, M. Fadly Tarigan, di media sosial Facebook pada Jumat (19/12/2025), yang mengekspresikan kekecewaan terhadap kualitas buah yang diterima anaknya melalui program MBG.
“Kasihan anak-anak. Buat MBG yang mengantar ke sekolah SD Tingkat dan Setia Budi. Besok kalau buah busuk jangan dikasih anak-anak ya. Anggur busuk, jeruk busuk,” tulisnya.
Unggahan itu dengan cepat menyebar dan memantik reaksi warganet. Sejumlah komentar bernada kritik tajam bermunculan, menyoroti dugaan lemahnya pengawasan dalam pelaksanaan program MBG di lapangan.
Klarifikasi Pihak Sekolah
Menanggapi hal tersebut, Kepala SD Negeri 108293 Perbaungan, Wan Mai Zulia, saat dikonfirmasi pada Sabtu (20/12/2025), menjelaskan bahwa pihak sekolah berstatus sebagai penerima manfaat dan tidak terlibat langsung dalam proses penyediaan makanan.
Ia menerangkan bahwa paket MBG diterima sekolah dalam kemasan mika, kemudian didistribusikan kepada guru dan selanjutnya kepada siswa di kelas.
Menurutnya, selama ini tidak pernah ada laporan dari siswa terkait makanan atau buah yang dikonsumsi di sekolah.
“Kalau dimakan di sekolah, selama ini aman-aman saja. Tidak ada keluhan dari anak-anak. Biasanya makanan harus habis dalam waktu sekitar 30 menit dan tidak kami sarankan untuk dibawa pulang,” ujarnya.
Wan Mai Zulia juga menyebutkan bahwa jika ada buah yang dibawa pulang oleh siswa, pihak sekolah tidak dapat memastikan kondisinya saat dikonsumsi di rumah. Ia menegaskan, hingga saat ini belum pernah menerima laporan resmi terkait buah busuk dalam program MBG di sekolahnya.
Belum Ada Laporan Resmi
Sementara itu, Koordinator Wilayah (Korwil) Pendidikan Kecamatan Perbaungan, Bomer, S.Pd, menyampaikan bahwa hingga kini belum ada laporan atau pengaduan resmi dari sekolah-sekolah terkait kualitas sajian MBG.
“Belum ada laporan masuk ke kami terkait keluhan MBG,” katanya singkat.
Tanggapan SPPG
Terpisah, Kepala SPPG Batang Tetap Satu Kecamatan Perbaungan, Irlan, saat dikonfirmasi menyatakan keberatan atas pemberitaan dugaan tersebut. Ia menegaskan bahwa buah yang disalurkan ke sekolah-sekolah dalam kondisi segar dan hanya didistribusikan ke SD Negeri 108293 Perbaungan.
“Buahnya fresh. Tolong jangan membuat berita yang tidak pasti. Saya sudah konfirmasi ke pihak sekolah,” ujarnya, seraya meminta agar pemberitaan tersebut tidak dibesar-besarkan.
Dorongan Transparansi dan Pengawasan
Meski demikian, polemik ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan pengawasan ketat dalam pelaksanaan program nasional, khususnya yang menyangkut kesehatan dan keselamatan anak-anak. Masyarakat berharap pihak terkait dapat melakukan evaluasi menyeluruh agar tujuan mulia program MBG benar-benar tercapai dan tidak menimbulkan keresahan di tengah publik.
(Red)

